Semoga Bermanfaat

Kamis, 26 Mei 2011

Jenis-jenis wayang kulit menurut asal daerah/suku & beberapa unsur penting wayang kulit

Jenis-jenis wayang kulit menurut asal daerah/suku:
1)      wayang Jawa Yogya,
2)      wayang Jawa Surakarta,
3)      wayang kulit Gagrag Banyumasan,
4)      wayang Bali,
5)      wayang kulit Banjar(Kalimantan Selatan),
6)      wayang Palembang(Sumatra Selatan),
7)      Wayang Betawi(jakarta),
8)      Wayang Cirebon(Jawa Barat),
9)      Wayang kelatan(malaysa)
10)  Wyang Madura(sudah Punah)
Berikut ini akan dibahas detail tentang wayang kulit.
Pertunjukan wayang kulit memiliki beberapa unsur penting, yaitu:
a.       Dalang
Dalang adalah narator dalam pertunjukan wayang.
b.      Wayang
Wayang berbentuk tokoh-tokoh yang digambarkan secara figuratif di atas kulit.
c.       Gamelan
Gamelan merupakan musik pengiring yang terdiri dari berbagai instrumen musik yang dimainkan dengan cara dipukul dan menciptakan perpaduan yang indah.
d.      Kotak kayu
Kotak kayu ini merupakan ciri khas yang dimiliki wayang
e.       Chempala atau pemukul kayu
Alat ini digunakan oleh dalang untuk menimbulkan efek suara tertentu(dengan cara dipukul pada kotak kayu).

Ada beberapa jenis peran.

1)      Peran utama
Peran utama adalah peran yang menjadi pusat perhatian dalam kisah. Biasanya peran ini tampil lebih sering daripada peran lain dan memiliki lebih banyak dialog, agar karakter sang pemeran utama dan kisah drama tergambar lebih baik.

2)      Peran pembantu
Peran penting tetapi bukan yang menjadi pusat perhatian. Jumlah boleh lebih dari satu fungsinya untuk membantu perkembangan kisah dan mendukung penggambaran karakter peran utama.

3)      Peran tambahan atau figuran
Peran yang diciptakan untuk memperkuat gambaran suasana. Selain itu, dalam film juga sering diperlukan pemain pengganti (stuntman) untuk menggantikan pemain tetap dalam adegan berbahaya.

Apresiasi Seni Teater

1.      Apresiasi Seni Teater
Berdasarkan pengelompokan menurut karakteristiknya, teater dibagi menjadi:
a.       Teater tradisional, bersifat sederhana, dan kedaerahan.
b.      Teater konvesional, bersifat sederhana, namun lebih manusiawi dan universal.
c.       Teater modern, dibagi:
1)      Kontemporer: lebih mengutamakan kesan (impresif) dan sensi daripada kewajaran adegan.
2)      Film: bersifat universal, manusiawi, realistis dan kompleks.
Namun dalam bab ini hanya akan dibicarakan mengenai teater tradisional.
Beberapa contoh teater tradisional antara lain:
a.       Bangsawan (Sumatera Utara).
b.      Randai (Sumatera Barat).
c.       Dermuluk (Sumatera Selatan).
d.      Makyong, Mendu (Riau, Kalimantan Barat).
e.       Mamanda (Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur).
f.       Ubrug, Longser, Bonjet (Jawa Barat).
g.      Lenong, Topeng, Blantik (Betawi).
h.      Mansres (Indramayu), Sintren (Cirebon).
i.        Kethoprak (Yogya, Solo, Jawa Tengah, Jawa Timur).
j.        Wayang (Kulit atau Purwa, Orang, Topeng, Golek, Sungging, Gedog, Kidang Kencana, Menak, Klitik atau Krucil, Kulit Pejuangan, Kulit Kancil, Potehi, Cina,, atau Thithi, Beber, Madya, Tasripin, Suluh, Wahana, Pancasila, Wahyu) terbesar hampir diseluruh jawa.
k.      Dadung Awuk (Yogya).
l.        Kuda Lumping (Yogya, Solo, Jawa Tengah, Ponorogo, Jawa Timur), Srandul (Jawa Tengah, Jawa Timur).
m.    Ludrug, Kentrung (Jawa Timur), Drama Gong, Gambah, Arja, Topeng, Prembon (Bali).
n.      Topeng Dalang (Klaten, Jawa Tengah, Jawa Timur).
o.      Topeng (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura).
Dalam melakukan aktifitas berteater sangat perlu dibangun sebuah kerjasama segenap komponen yang tergabung dalam grup tersebut. Ada pun unsur-unsur yang terkait dalam keberhasilan pementasan teater adalah sebagai berikut.

Jenis dan Peran Tari Tunggal Nusantara

b.      Jenis dan Peran Tari Tunggal Nusantara
1)      Jenis Tari Tunggal Nusantara
Jenis tari tunggal Nusantara yang begitu banyak pada haikatnya dapat diringkas menjadi empat kelompok, yaitu tari ritual (kesuburan), tari keprajuritan (kewiraan), tapi perang, dan tari pergaulan.
2)      Peran Tari Tunggal Nusantara
Peran dalam pengertian yang lebih luas berarti fungsi dan guna. Peran tari tunggal dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga) kelompok berikut.
-          Pemberi motifasi (jenis tari peran).
-          Pemujaan (jenis tari ritual).
-          Pergaulan ( kerukunan, kebersamaan).

2.      Kreasi Seni Tari

a.      Menyusun Sinopsis Kreasi Tari Berdasarkan Tari Tunggal Nusantara.
Sinopsis menjadi sarana yang diharapkan memberi kejelasan pada penonton (pembaca) mengenai isi tarian yang hendak disajikan.

b.      Menampilkan Tari Kreasi
Tari kreasi adalah tari yang diciptakan dengan dasar tarian yang sudah ada sebelumnya. Setelah anda menyusun kreasi tari, anda perlu melakukan berbagai persiapan sebelumnya, antara lain melatih gerakan, kostum, musik, pengiring, dan memerlukan koreografer yang handal.
Waktu berhubungan dengan diri sendiri dan pihak lain, walaupun kita mempunyai waktu, tetapi kalau pihak lain tidak mengijinkan, maka tidak akan terjadi suatu pementasan.
Ruang lebih berhubungan dengan pihak lain, seperti panitia atau penyelenggara, meski demikian, besar keinginan kita untuk tampil di depan publik, tidaklah mungkin jika kita mempunyai ruang yang cukup untuk tempat penonton.
Pendukung adalah elemen yang penting dalam suatu pertunjukan, pendukung yang dimaksud adalah yang memenuhi persyaratan sebagai pemain dengan kualitas memadai sebagai tontonan
Dana adalah persoalan yang tidak bisa disepelekan, karena bagaimana pun juga untuk menggelar pertunjukan seni, dalam hal ini seni tari, membutuhkan dana yang tidak sedikit.

BAB II TRADISIONAL NUSANTARA

BAB II TRADISIONAL NUSANTARA
          Musik tradisional sering menjadi pengiring acara adat, sebagai contoh pada saat upacara adat, pernikahan atau khitanan. Musik menambah kekhidmatan acara. Dibeberapa daerah, musik juga menjadi pengiring olahraga beladiri, contohnya adalah pencak silat di daerah Jawa Barat.

Prinsip Seni & Apresiasi Seni Kriya

 1.      Prinsip Seni
Prinsip-prinsip seni meliputi dua hal berikut:
a.      Komposisi (susunan)
b.      Unsur-unsur seni rupa:
1)      Garis
2)      Arah
3)      Bangunan
4)      Ukuran
5)      Gelap terang
6)      Warna
-          Warna primer (pokok)
-          Warna sekunder
-          Warna tersier (campuran warna-warna primer dan sekunder)

2.      Apresiasi Seni Kriya
a.      Pengertian Seni Kriya
Wujud apresiasi terhadap seni kriya dapat dilihat dari kemampuan menghargai, mengagumi, menilai, dan menghayati nilai seni. Selain itu penilaian dalam suatu seni kriya tergantung pada yang membuat kriteria dan disesuaikan dengan form (bentuk) dan nilai estetikanya (nilai keindahan). Berdasarkan kriteria penilaian karya seni kriya meliputi 2 (dua) faktor, yaitu:
1)      Faktor bentuk/wujud
2)      Kreatifitas dan ekspresi
b.      Mengenai Kerajinan Keramik dan Ukir
Keramik merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional yang pada awalnya diproduksi secara sederhana untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, seperti: anglo, kendi, kuali, belangga dan sebagainya.
c.       Teknik pembuatan Keramik dan Ukir
1)      Keramik
Proses pembuatan keramik dan ukir
-          Cetak: Teknik ini digunakan untuk pembuatan dalam jumlah banyak.
-          Secara manual atau langsung dengan tangan.
2)      Ukir kayu
Sesuai dengan namanya, ukir kayu dibuat dengan bahan dasar kayu yang diatasnya dibuat pola dan ditatah.

Rabu, 25 Mei 2011

halaman 2

3.      Ekspresi Seni Kriya

a.      Konsep Karya Seni Rupa
Manusia selalu terdorong untuk berbuat dan berkarya demi memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material maupun spritual. Melalui akal, pikiran, dan perasaannya manusia berjuang untuk menghadapi berbagai tantangan hidup yang ada.

b.      Teknik dan Bahan Karya Seni Rupa Terapan
Dalam pembuatan karya seni kriya memiliki beberapa teknik antara lain:
1)      Seni kriya dua dimensi.
-          Teknik tulis (tradisional).
-          Teknik cetak (cap/sablon).
-          Teknik cetakan motif tertentu.
2)      Seni grafis, yaitu seni yang diwujudkan melalui cetakan dengan menggunakan klise.
-          Cetak tembus (jaring/stencil paint).
-          Cetak dasar/datar (planograpy paint).
-          Cetak dalam (intaglio print).
-          Cetak timbul/tinggi (relief print).
3)      Seni kriya tiga dimensi.
-          Teknik butsir.
-          Teknik cetak/cor.
-          Teknik plester.
-          Teknik sambung.
-          Teknik pahat/carving dan sungging.
Karya seni ukir memiliki bermacam-macam fungsi sebagai berikut:
·         Fungsi hias
·         Fungsi magis
·         Fungsi simbolik
·         Fungsi konstruksi
·         Fungsi ekonomis

4.      Pameran
Pameran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang seniman yang bertujuan mengkomunikasikan hasil karyanya kepada masyarakat. Agar pameran dapat berjalan lancar, perlu dibuat langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Persiapan pameran
1)      Materi (karya) mengumpulkan hasil-hasil karya.
2)      Penjaga pameran, memberi pelayanan kepada para pengunjung yang ingin mengetahui lebih lengkap tentang karya-karya yang dipamerkan.
b.      Tempat pameran
Tempat penyelenggaraan atau ruang pameran harus dapat memberikan suasana khusus (sesuai dengan yang dikehendak) agar komunikasi antara pengunjung dengan penyelenggara pameran dapat berjalan dengan baik.

Minggu, 22 Mei 2011

SENI BUDAYA KELAS XI
BAB I SENI KRIYA TRADISIONAL NUSANTARA
          Seni kriya adalah seni yang cara membuatnya didominasi oleh keterampilan tangan, karya yang dihasilkannya sebenarnya tidak terlalu besar namun bisa merupakan seni pakai atau seni pakai yang sudah berkembang menjadi seni murni, karena itulah bisa dikatakan bahwa seni kriya merupakan bentuk seni terapan. Apresiasi ini sangat penting karena hasil karya seni dapat melatih kepekaan rasa, memberi kenikmatan dan memperkaya jiwa serta memperhalus budi pekerti.
1.      Prinsip Seni
Prinsip-prinsip seni meliputi dua hal berikut:
a.      Komposisi (susunan)
b.      Unsur-unsur seni rupa:
1)      Garis
2)      Arah
3)      Bangunan
4)      Ukuran
5)      Gelap terang
6)      Warna
-          Warna primer (pokok)
-          Warna sekunder
-          Warna tersier (campuran warna-warna primer dan sekunder)

2.      Apresiasi Seni Kriya
a.      Pengertian Seni Kriya
Wujud apresiasi terhadap seni kriya dapat dilihat dari kemampuan menghargai, mengagumi, menilai, dan menghayati nilai seni. Selain itu penilaian dalam suatu seni kriya tergantung pada yang membuat kriteria dan disesuaikan dengan form (bentuk) dan nilai estetikanya (nilai keindahan). Berdasarkan kriteria penilaian karya seni kriya meliputi 2 (dua) faktor, yaitu:
1)      Faktor bentuk/wujud
2)      Kreatifitas dan ekspresi
b.      Mengenai Kerajinan Keramik dan Ukir
Keramik merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional yang pada awalnya diproduksi secara sederhana untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, seperti: anglo, kendi, kuali, belangga dan sebagainya.
c.       Teknik pembuatan Keramik dan Ukir
1)      Keramik
Proses pembuatan keramik dan ukir
-          Cetak: Teknik ini digunakan untuk pembuatan dalam jumlah banyak.
-          Secara manual atau langsung dengan tangan.
2)      Ukir kayu
Sesuai dengan namanya, ukir kayu dibuat dengan bahan dasar kayu yang diatasnya dibuat pola dan ditatah.

3.      Ekspresi Seni Kriya

a.      Konsep Karya Seni Rupa
Manusia selalu terdorong untuk berbuat dan berkarya demi memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material maupun spritual. Melalui akal, pikiran, dan perasaannya manusia berjuang untuk menghadapi berbagai tantangan hidup yang ada.

b.      Teknik dan Bahan Karya Seni Rupa Terapan
Dalam pembuatan karya seni kriya memiliki beberapa teknik antara lain:
1)      Seni kriya dua dimensi.
-          Teknik tulis (tradisional).
-          Teknik cetak (cap/sablon).
-          Teknik cetakan motif tertentu.
2)      Seni grafis, yaitu seni yang diwujudkan melalui cetakan dengan menggunakan klise.
-          Cetak tembus (jaring/stencil paint).
-          Cetak dasar/datar (planograpy paint).
-          Cetak dalam (intaglio print).
-          Cetak timbul/tinggi (relief print).
3)      Seni kriya tiga dimensi.
-          Teknik butsir.
-          Teknik cetak/cor.
-          Teknik plester.
-          Teknik sambung.
-          Teknik pahat/carving dan sungging.
Karya seni ukir memiliki bermacam-macam fungsi sebagai berikut:
·         Fungsi hias
·         Fungsi magis
·         Fungsi simbolik
·         Fungsi konstruksi
·         Fungsi ekonomis

4.      Pameran
Pameran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang seniman yang bertujuan mengkomunikasikan hasil karyanya kepada masyarakat. Agar pameran dapat berjalan lancar, perlu dibuat langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Persiapan pameran
1)      Materi (karya) mengumpulkan hasil-hasil karya.
2)      Penjaga pameran, memberi pelayanan kepada para pengunjung yang ingin mengetahui lebih lengkap tentang karya-karya yang dipamerkan.
b.      Tempat pameran
Tempat penyelenggaraan atau ruang pameran harus dapat memberikan suasana khusus (sesuai dengan yang dikehendak) agar komunikasi antara pengunjung dengan penyelenggara pameran dapat berjalan dengan baik.



BAB II TRADISIONAL NUSANTARA
          Musik tradisional sering menjadi pengiring acara adat, sebagai contoh pada saat upacara adat, pernikahan atau khitanan. Musik menambah kekhidmatan acara. Dibeberapa daerah, musik juga menjadi pengiring olahraga beladiri, contohnya adalah pencak silat di daerah Jawa Barat.
1.      Apresiasi Seni Musik
Seni musik adalah seni yang diekspresikan dengan media suara yang dituangkan secara teratur, indah, dan dapat dinikmati oleh pendengarnya.
            Media suara tersebut terdiri dari 2 (dua) macam:
a.      Suara manusia
Musik yang dituangkan dalam media suara manusia biasa disebut vokal.
b.      Alat musik
Musik juga dituangkan dengan media alat musik atau instrumen musik. Kekhasan musik tradisional adalah sebagai berikut.
1)      Vokal
2)      Instrumen
3)      Gagasan
Musik tradisional memiliki makna, fungsi, peranan, dan nilai-nilai musikal yang berbeda dengan musik modern.
a.      Makna musik tradisional nusantara
b.      Fungsi musik tradisional nusantara
1)      Sebagai media bercerita (dongeng).
2)      Sebagai musik duniawi (hiburan).
3)      Sebagai musik sakral (religius).
4)      Sebagai iringan tari.
5)      Sebagai iringan teater.

c.       Peranan musik tradisional nusantara
1)      Sebagai kebanggaan bagi daerah tersebut yang mencerminkan kekayaan budaya dengan karakter dan ciri khas yang berbeda dengan daerah lain.
2)      Sebagai media ekspresi dan komunikasi sosial budaya dalam masyarakat tersebut.
3)      Sebagai motifasi untuk melestarikan dan mencintai budaya daerah sebagai bagian dari budaya nasional.

d.      Nilai-nilai musikal pada musik tradisional nusantara
1)      Media komunikasi dengan tuhannya.
2)      Media ekspresi.
3)      Media seni tinggi/artistik.
4)      Berisi permainan
.
e.       Jenis Instrumen musik tradisional di Indonesia
1)      Gamelan
2)      Talempong
3)      Gambang Kromong
4)      Degung
5)      Angklung


2.      Kreasi Seni Musik
a.      Gagasan Karya Musik
Munculnya berbagai ragam musik di nusantara, tidak dapat dipisahkan dari sosok komposes, baik tradisional maupun modern (kontemporer).

b.      Instrumen Musik Nusantara
Instrumen musik nusantara sangat beragam dan jumlahnya sangat banyak, beberapa diantaranya yaitu:
1)      Kelompok musik islam
2)      Kelompok musik melayu
3)      Alat musik petik
4)      Alat musik dawai (kawat)
5)      Ansambel (perangkat musik)

c.       Merancang Musik
Gagasan kreasi musik yang baik memiliki ciri-ciri:
1)      Menawarkan sesuatu yang baru (orisinil).
2)      Memberi cita rasa keindahan yang berbeda.
Beberapa hal yang harus dikuasai sebelum menciptakan musik kreasi dengan memanfaatkan teknik dan media musik tradisional Nusantara adalah:
1)      Memahami musik tradisional tersebut.
2)      Memiliki gagasan untuk dituangkan dalam kreasi musik.
3)      Kemampuan manuangkan gagasan tersebut dalam musik.
Instrumen musik tradisional maupun modern sangat banyak jenisnya. Namun secara umum dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1)      Instrumen Idiofon: bunyi berasal dari tubuh instrumen tersebut.
Contoh: bonang dan gong.
2)      Instrumen Membranofon: bunyi berasal dari getaran membran.
Contoh : Kendang.
3)      Instrumen Kordofon: bunyi berasal dari getar dawai/senar yang dirensonasikan oleh tubuh instrumen tersebut.
Contoh : Sasando.
4)      Instrumen Aerofon: bunyi berasal dari getaran udara dalam instrumen tersebut.
Contoh : Suling.
5)      Instrumen Elektrofon: bunyi berasal dari daya listrik.
Contoh : Organ.

d.      Menampilkan Musik di Kelas
Sebelum anda menampilkan musik kreasi anda, berlatihlah hingga anda mendapatkan bentuk kreasi musik yang tepat dan mantap. Penampilan musik anda di kelas dapat menguji diri anda, apakah musik aransemen anda disukai atau tidak. Tanggapan atau apresiasi teman-teman anda sangat penting untuk kemajuan anda. Dengan berlatih dan tampil di kelas, anda akan mengetahui kemampuan anda dan bagaimana cara mengembangkannya menjadi musik yang disukai banyak orang. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan terus berlatih dan mendengarkan saran dari teman-teman serta orang-orang yang ahli dibidang musik, termasuk guru anda.




BAB III TARI TUNGGAL NUSANTARA
          Tari-tarian di Indonesia saat ini banyak sekali, mulai dari tradisional, tari modern, tari kontemporer, tari kelompok, tari tunggal, tari berpasangan dan sebagainya. Perkembangan tari tunggal menyangkut tentang riwayat terbentuk sampai wujud yang ada sekarang dan sejarah panjang tari sampai tari itu berperan bagi masyarakat pemiliknya.
1.      Apresiasi Tari Tunggal Nusantara

a.      Perkembangan Tari di Indonesia
Perkembangan tari di Indonesia sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Keduanya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi dan saling berkesinambungan. Berikut ini akan dibahas perkembangan tari di Indonesia pada masa prakerajaan, masa kerajaan, dan masa pascakerajaan.
1)      Masa Prasejarah
Masa ini diidentikan dengan masa pra-Hindu atau prapengaruh asing. Penyembahan nenek moyang dan binatang totem masih bisa dijumpai dibeberapa daerah berikut ini:
-          Irian Jaya.
-          Pedalaman Kalimantan.
-          Pedalaman Sulawesi.
-          Beberapa daerah di Bali yang disebut Bali Aga atau Bali Mula.
-          Jawa.
2)      Masa Kerajaan
Masa kerajaan ini ditandai oleh masuknya pengaruh luar sebagai unsur asing antara lain kebudayaan China, Hindu-Budha, Islam, dan barat. Pengaruh ini sangat nyata pada stratifikasi sosial yang hierarkis dan ditandai dengan adanya sistem kelas sosial, yaitu masyarakat adat atau rakyat dan masyarakat bangsawan atau istana.
3)      Masa Pascakerajaan
Masa pascakerajaan terdapat situasi yang cukup menonjol dalam bnidang kesenian yang disebabkan oleh perubahan masyarakat yang agraris-feodal menuju masyarakat negara kesatuan atau Republik Indonesia yang modern.Kecepatan perubahan tersebut didukung juga oleh media massa elektronik, seperti televisi. Tidak dapat dihindarkan bahwa pada masa ini telah muncul satu masyarakat baru, yaitu masyarakat ueban yang mungkin telah muncul sejak masa kolonial. Namun, kehadiran mereka kurang terasa pengaruhnya bagi kehidupan kesenian tradisional. Jika pada masa pra-kerajaan dan masa kerajaan tari merupakan bagian dari dunia bulat.

b.      Jenis dan Peran Tari Tunggal Nusantara
1)      Jenis Tari Tunggal Nusantara
Jenis tari tunggal Nusantara yang begitu banyak pada haikatnya dapat diringkas menjadi empat kelompok, yaitu tari ritual (kesuburan), tari keprajuritan (kewiraan), tapi perang, dan tari pergaulan.
2)      Peran Tari Tunggal Nusantara
Peran dalam pengertian yang lebih luas berarti fungsi dan guna. Peran tari tunggal dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga) kelompok berikut.
-          Pemberi motifasi (jenis tari peran).
-          Pemujaan (jenis tari ritual).
-          Pergaulan ( kerukunan, kebersamaan).

2.      Kreasi Seni Tari

a.      Menyusun Sinopsis Kreasi Tari Berdasarkan Tari Tunggal Nusantara.
Sinopsis menjadi sarana yang diharapkan memberi kejelasan pada penonton (pembaca) mengenai isi tarian yang hendak disajikan.

b.      Menampilkan Tari Kreasi
Tari kreasi adalah tari yang diciptakan dengan dasar tarian yang sudah ada sebelumnya. Setelah anda menyusun kreasi tari, anda perlu melakukan berbagai persiapan sebelumnya, antara lain melatih gerakan, kostum, musik, pengiring, dan memerlukan koreografer yang handal.
Waktu berhubungan dengan diri sendiri dan pihak lain, walaupun kita mempunyai waktu, tetapi kalau pihak lain tidak mengijinkan, maka tidak akan terjadi suatu pementasan.
Ruang lebih berhubungan dengan pihak lain, seperti panitia atau penyelenggara, meski demikian, besar keinginan kita untuk tampil di depan publik, tidaklah mungkin jika kita mempunyai ruang yang cukup untuk tempat penonton.
Pendukung adalah elemen yang penting dalam suatu pertunjukan, pendukung yang dimaksud adalah yang memenuhi persyaratan sebagai pemain dengan kualitas memadai sebagai tontonan
Dana adalah persoalan yang tidak bisa disepelekan, karena bagaimana pun juga untuk menggelar pertunjukan seni, dalam hal ini seni tari, membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Tari Piring
          Tari piring merupakan seni tari yang dimiliki oleh orang Minangkabau yang berasal dari Sumatera Barat. Tarian tersebut menggambarkan rasa kegembiraan dan rasa syukur masyarakat Minangkabau ketika musim panen telah tiba, dimana para muda mudi mengayunkan gerak langkah dengan menunjukan kebolehan mereka dalam mempermainkan piring ada di tangan mereka.
            Tarian ini diiringi lagu yang dimainkan dengan talempong dan saluang, yang dimana gerakannya dilakukan dengan cepat sambil memegang piring di telapak tangan mereka. Kadangkala piring-piring tersebut mereka lempar ke udara atau mereka menghempaskannya ke tanah dan diinjak oleh para penari tersebut dengan kaki telanjang.
            Kesenian tari piring ini dilakukan secara berpasangan maupun secara berkelompok dengan beragam gerakan yang dilakukan dengan cepat, dinamis serta diselingi bunyi piring yang beridentik yang dibawa oleh para penati tersebut. Pada awalnya sejarah tari piring ini memiliki maksud dalam pemujaan masyarakat Minangkabau terhadap Dewi Padi dan penghormatan atas hasil panen. Namun pada jaman sekarang tarian tersebut lebih sering diadakan pada upacara pernikahan.
            Tari piring ini menjadi sangan digemari bahkan di negeri tetangga juga seperti Malaysia tari ini sering dibawakan di Luar Negeri tari piring dikenal dan disenangi karena tarian ini memiliki gerakan yang enerjik, bersemangat, atraktif, dinamis, serta gerakan dari tari tersebut tidak menonton sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para penonton Tari Piring.

BAB IV TEATER TRADISIONAL NUSANTARA
          Teater tradisional dinilai dari bentuk dan isi ceritanya bukan hanya sekedar untuk hiburan, melainkan juga mengandung nilai-nilai filosofi yang berhubungan dengan permasalahan hidup manusia. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah nilai moral dan nilai budaya.
            Nilai moral ditunjukan dalam kisah teater daerah yang dalam kisah teater daerah yang sering merupakan perlawanan antara kebaikan dan kebatilan. Dengan segala kejujuran, keteguhan, keberanian, keyakinan, dan keikhlasan sebagai simbol ideal, maka pihak yang baik tersebut walaupun tertindas akhirnya berhasil mengatasi angkara yang merupakan simboldan tantangan atau kendala dengan segala hal yang tidak ideal bagi moral manusia.
            Sementara nilai budaya dalam seni tradisional, misalnya wayang orang, terdapat seni sastra yang mencerminkan budaya bahasa, kisah cerita yang mewakili tingkat budaya laku dari manusianya. Musik, tari, dan properti (seni rupa) menggambarkan budaya seni dan teknologinya.
1.      Apresiasi Seni Teater
Berdasarkan pengelompokan menurut karakteristiknya, teater dibagi menjadi:
a.       Teater tradisional, bersifat sederhana, dan kedaerahan.
b.      Teater konvesional, bersifat sederhana, namun lebih manusiawi dan universal.
c.       Teater modern, dibagi:
1)      Kontemporer: lebih mengutamakan kesan (impresif) dan sensi daripada kewajaran adegan.
2)      Film: bersifat universal, manusiawi, realistis dan kompleks.
Namun dalam bab ini hanya akan dibicarakan mengenai teater tradisional.
Beberapa contoh teater tradisional antara lain:
a.       Bangsawan (Sumatera Utara).
b.      Randai (Sumatera Barat).
c.       Dermuluk (Sumatera Selatan).
d.      Makyong, Mendu (Riau, Kalimantan Barat).
e.       Mamanda (Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur).
f.       Ubrug, Longser, Bonjet (Jawa Barat).
g.      Lenong, Topeng, Blantik (Betawi).
h.      Mansres (Indramayu), Sintren (Cirebon).
i.        Kethoprak (Yogya, Solo, Jawa Tengah, Jawa Timur).
j.        Wayang (Kulit atau Purwa, Orang, Topeng, Golek, Sungging, Gedog, Kidang Kencana, Menak, Klitik atau Krucil, Kulit Pejuangan, Kulit Kancil, Potehi, Cina,, atau Thithi, Beber, Madya, Tasripin, Suluh, Wahana, Pancasila, Wahyu) terbesar hampir diseluruh jawa.
k.      Dadung Awuk (Yogya).
l.        Kuda Lumping (Yogya, Solo, Jawa Tengah, Ponorogo, Jawa Timur), Srandul (Jawa Tengah, Jawa Timur).
m.    Ludrug, Kentrung (Jawa Timur), Drama Gong, Gambah, Arja, Topeng, Prembon (Bali).
n.      Topeng Dalang (Klaten, Jawa Tengah, Jawa Timur).
o.      Topeng (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura).
Dalam melakukan aktifitas berteater sangat perlu dibangun sebuah kerjasama segenap komponen yang tergabung dalam grup tersebut. Ada pun unsur-unsur yang terkait dalam keberhasilan pementasan teater adalah sebagai berikut.
a.       Naskah/Skenario
Naskah Drama adalah karangan yang berisi sebuah kisah dengan nama-nama tokoh dan dialog yang diucapkannya. Keterangan tentang akting dan keadaan adegan ditambahkan untuk memperjelas adegan dan membantu pemeran mengerti akting bagaimana yang sebaliknya dilakukan. Skenario adalah naskah drama (besar) atau film yang di dalamnya terdapat uraian lengkap tentang keadaan, properti, nama tokoh, karakter, petunjuk akting atau ekspresi dan sebagainya. Tujuannya adalah agar sutradara dapat menyajikan dengan lebih realistis.

b.      Pemain/Pemeran
Pemeran adalah orang yang memeragakan kisah sebagai tokoh tertentu. Dalam film disebut aktor atau aktris. Ada beberapa jenis peran.

1)      Peran utama
Peran utama adalah peran yang menjadi pusat perhatian dalam kisah. Biasanya peran ini tampil lebih sering daripada peran lain dan memiliki lebih banyak dialog, agar karakter sang pemeran utama dan kisah drama tergambar lebih baik.

2)      Peran pembantu
Peran penting tetapi bukan yang menjadi pusat perhatian. Jumlah boleh lebih dari satu fungsinya untuk membantu perkembangan kisah dan mendukung penggambaran karakter peran utama.

3)      Peran tambahan atau figuran
Peran yang diciptakan untuk memperkuat gambaran suasana. Selain itu, dalam film juga sering diperlukan pemain pengganti (stuntman) untuk menggantikan pemain tetap dalam adegan berbahaya.

c.       Sutradara
Sutradara adalah orang yang memimpin dan mengatur seluruh teknik pembuatan drama. Latar ini mencangkup dekorasi dan tata lampu (lighting), tatarias, busana dan musik atau iringan. Latar ini dapat memberikan penjelasan pada penonton tentang suasana yang ada dalam suatu adegan. Susunan latar dan setting teater daerah, dalam hal ini teater tradisional, masih sederhana bentuknya.
Setelah mempelajari teater tradisional secara umum, berikut ini akan anda pelajari satu per satu jenis teater tradisional tersebut.
a.       Lenong
Merupakan teater tradisional daerah   : Jakarta (Betawi).
Cerita yang dibawakan                       : Cerita rakyat betawi dan kehidupan sehari-hari.
Musik pengiring                                  : Didominasi oleh kempyang dan kendang.

b.      Ketoprak
Merupakan teater tradisional daerah   : Jawa Tengah.
Cerita yang dibawakan                       : Cerita tentang kerajaan-kerajaan.
Musik pengiring                                  : Gamelan.

c.       Ludruk
Merupakan teater tradisional daerah   : Jawa Timur
Cerita yang dibawakan                       : Cerita kehidupan sehari-hari.
Keunikan                                             : Diawali dengan tarian dan nyanyian.

d.      Wayang
Jenis-jenis wayang:
1)      Wayang kulit
2)      Wayang golek/wayang thengul bojonegoro
3)      Wayang krucil
4)      Wayang purwa
5)      Wayang beber
6)      Wayang orang wayang gedog
7)      Wayang sasak
8)      Wayang calonarang
9)      Wayang calonarang
10)  Wayang wahyu
11)  Wayang menak
12)  Wayang klitik
13)  wayang suluh
14)  wayang papak
15)  wayang madya
16)  wayang parwa
17)  wayang sadat
Jenis-jenis wayang kulit menurut asal daerah/suku:
1)      wayang Jawa Yogya,
2)      wayang Jawa Surakarta,
3)      wayang kulit Gagrag Banyumasan,
4)      wayang Bali,
5)      wayang kulit Banjar(Kalimantan Selatan),
6)      wayang Palembang(Sumatra Selatan),
7)      Wayang Betawi(jakarta),
8)      Wayang Cirebon(Jawa Barat),
9)      Wayang kelatan(malaysa)
10)  Wyang Madura(sudah Punah)
Berikut ini akan dibahas detail tentang wayang kulit.
Pertunjukan wayang kulit memiliki beberapa unsur penting, yaitu:
a.       Dalang
Dalang adalah narator dalam pertunjukan wayang.
b.      Wayang
Wayang berbentuk tokoh-tokoh yang digambarkan secara figuratif di atas kulit.
c.       Gamelan
Gamelan merupakan musik pengiring yang terdiri dari berbagai instrumen musik yang dimainkan dengan cara dipukul dan menciptakan perpaduan yang indah.
d.      Kotak kayu
Kotak kayu ini merupakan ciri khas yang dimiliki wayang
e.       Chempala atau pemukul kayu
Alat ini digunakan oleh dalang untuk menimbulkan efek suara tertentu(dengan cara dipukul pada kotak kayu).